Estetika

Pemahaman Tentang Keindahan

Berkaitan dengan lingkup estetika, profesor Dharsono dalam bukunya Pengantar Estetika (2004) mengungkapkan tentang keindahan (beauty).

Menurutnya bahwa ide terpenting dalam sejarah estetika filsafati yaitu sejak zaman Yunani Kuno sampai abad ke-18 adalah masalah ” Apakah keindahan Itu?”. Asal kata “keindahan” (bahasa Inggris :beautiful , dalam bahasa Parancis :beau, bhs: Italia dan Spanyol :bello; yang berasal dari kata latin bellum). Akar kata dari bonum : kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum dan terakhir dipendekkan sehhingga ditulis bellum. dan menurut cakupannya dibedakan antara keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan beatutyful (benda atau hal yang indah).

Pengertian keindahan dibedakan menjadi tiga ;

a. Keindahan dalam arti yang luas

b. Keindehan dalam arti estetis murni

c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan

Keindahan dalam arti yang luas berasal dari bangsa Yunani, yang mencakup ide kebaikan. Plato : menyebut tentang waktu yang indah dan hukum yang indah. Aristoteles: merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan daam arti estetis yang disebutnya symmetria untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan ‘harmonia‘ untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Kesimpulannya, pengertian keindahan dalam arti luas meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual. Keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas, menyangkut benda-benda yang diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna secara kasat mata.

Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalh kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (summetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast).

Para ahli  pikir menyatakan bahwa keindahan tersusun dari perbagai keselarasan dan perlawanan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Pendapat lain mengatakan bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan2 yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dan si pengamat. Seorang filsuf seni  bernama Herbert Read (Inggris) dalam The Meaning of Art mendefinisikan bahwa keindahan adalah kesatuan dari hubungan2 bentuk yang terdapat diantara penserapan-penserapan inderawi (beauty is unity of formal relations among our sense perceptions).

Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure). Misalnya kaum Sofis di Athena (abad 5 Sebelum Masehi) memberikan batasan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran (that mhich is pleasant to sight or hearing). Sedang filsuf Abad Tengah terkenal Thomas Aquinas (1225-1274) merumuskan keindahan sebagai id quod visum placet (sesuatu yang menyenangkan bila dilihat).

Para ahli estetik umumnya berpendapat bahwa membuat batasan dari istilah seperti ‘keindahan’ atau ‘indah’ itu merupakan problem semantik modern yang tiada satu jawaban yang benar. Oleh karena itu mulai abad 18 pengertian keindahan kehilangan kedudukannya. Bahkan menurut ahli estetik Polandia Wladyslaw Tatarkiewicz, orang jarang menemukan konsepsi tentang keindahan dalam tulisan2 estetik dari abad 20 ini (sumber: Pengantar Estetika, Dharsono)